Nules.co – Menjadi seorang jurnalis tidak cukup hanya dengan mempelajari teori saja. Lebih dari itu, untuk menjadi seorang jurnalis seseorang diharapkan untuk lebih banyak menulis daripada mempelajari teori.
Hal itu disampaikan CEO Nules.co Sa’dullah, saat mengisi kajian mingguan Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Syaichona dengan tema “Teknik Menulis Berita dengan Cepat”, di Kampus Sekolah Tinggi Agama Islam Syaichona Moh Cholil (STAIS) Bangkalan pada Jum’at, 30 September 2022.
“Menulis cepat tidak bisa hanya dengan bermodalkan teknik. Butuh latihan yang banyak; jam terbang yang tinggi; konsistensi dan komitmen untuk tetap menulis,” kata Sa’dullah.
Baca Juga: Inilah jadwal Operasi Zebra 2022 selama 14 hari kedepan
Menurut Sa’dullah, tidak butuh banyak teori agar seseorang bisa cepat dalam menulis. Dengan dia sering menulis, maka kepekaan dan keterampilan menulis seorang jurnalis akan semakin cepat dan tajam.
Ia juga menjelaskan, salah satu cara agar seorang jurnalis bisa menulis dengan cepat adalah dengan menentukan topik utama yang akan dijadikan berita sebelum melakukan peliputan.
“setidaknya kita sudah punya satu topik utama untuk dijadikan berita sebelum melakukan peliputan. Tujuannya agar kita tidak bingung mana materi yang akan kita pilih dan data mana yang harus kita lengkapi,” jelasnya.
Baca Juga: Benarkah Pertalite jadi boros sejak harga naik? Ini kata pertamina
Ketika akan melakukan peliputan, seorang jurnalis diharapkan sudah mengantongi draft pertanyaan sebagai bahan untuk menggali data di lapangan. Tidak hanya memberikan tips menulis berita dengan cepat, pada kegiatan tersebut Sa’dullah juga memberikan referensi yang bisa dijadikan berita di lingkungan kampus.
“Pers Mahasiswa itu lembaga yang memberitakan hal yang ada di kampus sekaligus mengawal segala kebijakan yang ada di kampus. Oleh karena itu, pers mahasiswa tidak hanya memberitakan tentang kegiatan di kampus saja, tetapi juga segala bentuk aspirasi dan hal yang perlu dibenahi di dalam kampus. Baik itu dari civitas akademika, dosen, bahkan mahasiswanya,” kata Sa’dullah.
Sa’dullah berharap Pers Mahasiswa Syaichona bisa menjadi wadah untuk menyalurkan aspirasi mahasiswa STAIS dalam bentuk yang humanis dan demokratis.
“Artinya pers mahasiswa ini bisa menjadi wadah mahasiswa untuk menyalurkan aspirasi secara humanis dan demokratis sebagaimana lumrahnya kerja media. Sehingga aspirasi bisa tersampaikan dan dapat diresmpon dengan cara yang sama,” pungkasnya.***
Artikel Terkait
Jubir KPK, Febri Diansyah kini jadi pengacara Putri Candrawathi istri Ferdy Sambo
Benarkah Pertalite jadi boros sejak harga naik? Ini kata pertamina
Rizky Billar lakukan KDRT pada Lesti Kejora
Inilah jadwal Operasi Zebra 2022 selama 14 hari kedepan