Terungkapnya fakta menarik ini juga ditegaskan oleh Dr. Ahmad Ginanjar Sya’ban (Filolog Islam Nusantara) pada acara yang sama namun berbeda segmen. Menurutnya, salah satu tradisi Ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah itu tidak pernah punya sejarah pemberontakan. Bahkan ketika zaman dulu, terdapat salah satu khalifah yang mengatakan bahwa Al-Qur’an itu makhluk, dan ulama-ulama pada saat itu banyak di penjara, di siksa, bahkan Imam Ahmad bin Hambal di cambuk sampai bajunya sobek-sobek dan auratnya terbuka, itupun tidak ada ulama-ulama yang menyerukan untuk melakukan permberontakan terhadap pemerintah, ini adalah tradisi Ahlus Sunnah wal Jama’ah dan inilah yang seharusnya kita terapkan.
Kedua, suatu kebetulan atau tidak, namun ketika menjelang 1 Abad NU semakin banyak ditemukannya manuskrip kitab Syaikhona Muhammad Kholil, baik yang berada di wilayah Nusantara maupun di Luar Negeri. Setidaknya hingga sampai saat ini menurut informasi dari tim Lajnah Turots Ilmi Syaikhona Muhammad Kholil terdapat kurang lebih 33 manuskrip dan kitab Syaikhona Muhammad Kholil yang berhasil di himpun atau di dokumentasikan.
Sisi lain yang menarik pula dan bahkan menarik perhatian pemerintah bahwa Syaikhona Muhammad Kholil akan dinobatkan sebagai pahlawan nasional. Meskipun pada tahun 2022 belum terlaksana (tertunda) namun berdasarkan prosedur dan syarat-syarat penting lainnya tentang pengusulan gelar pahlawan sudah tuntas dilaksanakan dan tinggal menunggu hasil keputusan Presiden RI, sehingga penulis memiliki asumsi ketika umur NU terhitung 1 Abad maka di saat itu pulalah sang inspirator atas berdirinya NU akan dianugerahi sebagai pahlawan nasional.
Ketiga, lahirnya Nahdlatut Turots. Terbentuknya forum ini sebagai gerakan kebangkitan turots yang cakupannya adalah membangkitkan kesadaran kolektif tentang jati diri kebangsaan melalui pembumian manuskrip ulama nusantara dan pesantren. Tujuan dibentuknya Nahdlatut Turots adalah untuk mencapai tujuan bersama dalam rangka mendakwahkan karya-karya ulama Nusantara yang masih berserakan di pesantren-pesantren untuk di digitalisasi, dijaga bentuk fisiknya, hingga di cetak untuk dipublikasikan kepada masyarakat secara luas.
Dari bumi Syaikhona Muhammad Kholil inilah yang kemudian para dzurriyahnya memiliki gagasan emas, rasa kepedulian terhadap warisan leluhur demi menjaga dan melestarikan peninggalan-peninggalannya hingga terbentuklah forum Nahdlatut Turots. Tidak hanya di Bangkalan Madura bahkan seluruh pesantren di Nusantara akan terhubung melalui jejaring Nahdlatut Turots ini.
Hal yang sangat menarik pula jika dikaji dan di bahas secara detail menjelang 1 Abad NU adalah tiga sosok tokoh NU. Namun, ruang yang tersedia terlalu terbatas. Intinya adalah bahwa munculnya nama tiga tokoh yang menjadi sentral dalam sejarah Nahdlatul Ulama pun tidak bisa kita pungkiri bahwa mereka tiga Founding Father NU memiliki keilmuan dan kealiman bahkan kekramatan yang tak terukur. Pertama, Syaikhona KH. Muhammad Kholil sebagai pendiri Pondok Pesantren Syaichona Moh. Cholil Bangkalan. Kedua, Hadratussyekh KH. Muhammad Hasyim Asy’ari sebagai pendiri Pondok Pesantren Tebuireng Jombang. Dan Ketiga, KHR. As’ad Syamsul Arifin sebagai pendiri Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo. Hal ini semakin membuktikan bahwa lahirnya organisasi NU semata-mata untuk membimbing umat, mengajak kepada jalan kebaikan, dan memperkuat persatuan dalam bingkai NKRI.
Cukuplah kiranya ajakan dari Hadratussyekh KH. Muhammad Hasyim Asy’ari untuk kita semua agar berbondong-bondong masuk NU bermanhaj Ahlussunnah wal Jama’ah. “Marilah anda semua dan segenap pengikut anda dari golongan para fakir miskin, para hartawan, rakyat jelata dan orang-orang kuat, berbondong-bondong masuk Jam’iyyah yang diberi nama “Jam’iyah Nahdlatul Ulama” ini. Masuklah dengan penuh kecintaan, kasih sayang, rukun, bersatu dan dengan ikatan jiwa raga”. (Muqoddimah Qanun Asasi Nahdlatul Ulama).
Semoga resepsi puncak Satu Abad NU yang diselenggarakan pada 16 Rajab 1444 H yang bertepatan dengan tanggal 7 Februari 2023 di Stadion Gelora Delta Sidoarjo diberikan kesuksesan dan dilancarkan. Amin ya rabbal alamin.
Penulis: M. Rofi’i
- Dosen STAI Syaichona Moh. Cholil Bangkalan
- Sekjen IMASS (Ikatan Mahasiswa dan Sarjana Santri Syaichona Moh. Cholil)
Artikel Terkait
Catatan perjalanan 6 jam dari Malang ke Bangkalan
Pimpinan Nules.co Berikan Tips Menulis Cepat Kepada Mahasiswa STAIS Bangkalan
Doa Sholawat Nabi Dari Syaikhona Kholil Bangkalan Paling Mujarab Untuk Yang Sedang Kesusahan
Inilah hasil lengkap balap motor Bupati Cup Bangkalan Road Race Championship 2022
Inilah kronologi mahasiswi di Bangkalan hilang motornya
Sarino, pencipta lagu Dir Dur Daeng ternyata warga asal Bangkalan Madura
Aneka Olahan Bebek di Bangkalan Madura
Delapan Tempat Wisata di Bangkalan Ini, Recomended Banget
5 kuliner khas Bangkalan yang wajib kamu coba. Nggak cuma Sate Madura!