Nules.co – sebagian besar ibadah umat Islam harus diawali dengan niat. Hal ini karena niat punya peran penting dalam ibadah seseorang.
Peran penting niat dalam melakukan ibadah ini tertulis di dalam hadits dari Rasulullah yang menjelaskan tentang segala sesuatu itu tergantung pada niatnya.
"Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Barang siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya.
Dan siapa yang hijrahnya karena menginginkan kehidupan yang layak di dunia atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan.”
Baca Juga: Ra Nasih: Hari ini nilai-nilai pemikiran Syaichona Cholil sangat relevan dengan moderasi beragama
Hadits di atas menjelaskan tentang bagaimana niat itu penting dilakukan dalam melakukan ibadah. Ulama memberikan beberapa penjelasan terkait tujuan niat ini.
Redaksi Nules.co mengutip dari NU Online Jatim, ada beberapa tujuan terkait disyariatkannya niat.
Niat sendiri adalah menghendaki melakukan suatu pekerjaan berbarengan dengan pekerjaannya. Imam al-Suyuti dalam kitab Asbah wa al-Nadzair, menjelaskan bahwa pentingnya niat bertujuan untuk menjadi pembeda antara ibadah dengan kebiasaan.
Baca Juga: Mahfud MD : Begini maksud pluralisme menurut Gus Dur
Niat juga untuk dan membedakan tingkatan ibadah seperti wudlu dan mandi, apakah itu dilakukan untuk membersihkan badan, menyegarkan badan, atau ibadah.
Dalam hal puasa, niat menjadi penahan dari hal yang membatalkan puasa (tidak makan dan minum). Apakah tidak makan dan minum yang dilakukan untuk diet, pengobatan, atau hanya karena sedang tidak membutuhkan saja.
Duduk di masjid, terkadang untuk istirahat, akan berbeda nilainya ketika diniatkan untuk iktikaf. Begitu juga memberikan harta kepada orang lain, ada kalanya hanya sebagai hadiah, atau untuk tujuan duniawi, dan terkadang untuk tujuan ibadah seperti zakat, shadaqah dan kafarah.
Baca Juga: Mbah Hari, Tok Dalang Kami
Menyembelih hewan terkadang untuk makan semata, terkadang untuk beribadah dengan mengalirkan darah.