NULES.CO - Pernikahan merupakan sebuah proses penyatuan dua insan yang berbeda, tetapi dengan satu tujuan sama. Ibaratnya seperti semboyan negara kita, Bhineka Tunggal Ika, berbeda-beda tetapi tetap satu jua.
Tidak bisa dipungkiri, proses ini tidaklah mudah. Perlu banyak penyesuaian dari kedua belah pihak, bahkan melibatkan dua keluarga besar. Apa saja perubahan yang terjadi pada masa awal menikah?
Pertama, perubahan jadwal kegiatan. Biasanya sebelum menikah, jadwal kegiatan masing-masing masih bebas. Kapan mau tidur, bangun, bepergian, dan sebagainya. Setelah menikah, tentu semua jadwal harus disinkronkan dengan pasangan. Termasuk jadwal kerja dan pengambilan cuti jika diperlukan. Hal itu agar lebih banyak waktu untuk memanfaatkan momen kebersamaan dengan keluarga.
Kedua, perubahan kebiasaan. Setelah menikah, barulah kita benar-benar tahu kebiasaan pasangan dan keluarganya. Terkadang pada awalnya itu mengejutkan, tetapi lama kelamaan kita harus bisa menyesuaikan diri dengan mereka. Pengalaman saya pribadi bersama keluarga pasangan adalah saat menonton TV bersama. Di keluarga saya, kami hanya menonton satu channel saja dalam satu kesempatan. Kami sepakat menonton bola, misalnya. Jadinya, dalam dua jam tersebut kami tonton pertandingan bola, tanpa mengubah ke channel lain, bahkan saat iklan. Begitu iklan muncul, itu kesempatan kami untuk mengobrol, ke dapur, kamar mandi, dan sebagainya.
Berbeda dengan kebiasaan suami dan keluarga besarnya. Mereka terbiasa menonton banyak channel dalam satu kesempatan. Misalnya si A ingin menonton apa, si B pilihannya apa, semuanya ditonton. Kesepakatan perubahan channelnya adalah ketika iklan. Jadi, begitu iklan muncul, berpindah ke channel lainnya, dan begitu seterusnya. Pada awalnya saya pusing dengan kebiasaan tersebut karena dalam satu momen, banyak sekali tontonannya. Namun, karena saat itu hiburan hanya ada TV, ya terpaksa mengikuti kebiasaan keluarga besar, atau saya lebih memilih baca buku.
Baca Juga: Kearifan Pesantren: Etika Murid Kepada Guru
Ketiga, perubahan selera. Hidup bersama dalam pernikahan, membuat selera kita lambat laun menyesuaikan dengan pasangan. Sebut saja tentang pilihan warna, rasa masakan, selera musik, bahasa, bahkan humor. Lambat laun kita akan beradaptasi dan mentolerir selera pasangan atau keluarganya.
Sedikit cerita pribadi, saya mempunyai adik laki-laki yang sebelum menikah penyuka warna hitam secara extrem. Dari mulai pakaian, sepatu, tas, topi, hingga kendaraan, dia selalu memilih warna hitam. Suatu hari karena ada keperluan penting, dia pulang ke rumah seorang diri. Serentak kami tertawa karena aneh sekali melihat dia memakai kaos warna hijau pupus dan tas oranye (atau sebaliknya, ya. Lupa. Intinya begitulah, hehe). Kami pun memaklumi perubahan tersebut karena istrinya memang penyuka warna-warna cerah. Demikian juga ketika saya buatkan kopi pahit seperti kebiasaan sebelum menikah, ternyata saat ini sudah terbiasa minum kopi manis.
Baca Juga: Catatan Bagi Kamu yang Memendam Perasaan
Begitulah berbagai macam perubahan setelah menikah. Memang sulit pada awalnya untuk beradaptasi, bahkan pengalaman saya pribadi, sempat ada kejadian fatal. Begini ceritanya.
Kebiasaan saya jika akan menghadiri acara pernikahan dan menyumbang uang, saya akan memasukkan uang dulu ke dalam amplop, barulah memberi nama di amplopnya. Kebiasaan suami rupanya berbeda. Dia memberi nama dulu, baru memasukkan uang. Saya tidak tahu itu, hingga ada kejadian ini.
Suatu hari, dia memberi saya amplop yang sudah diberi nama. Menurut kebiasaan saya, itu sudah diberi uang di dalamnya. Jadinya saya buka seal perekat amplop, dan saya tutuplah amplopnya.
Singkat cerita, amplop tersebut saya berikan ke shohibul hajat. Sepulang acara, iseng-iseng saya tanya suami, tadi memasukkan uang berapa ke dalam amplop. Betapa kagetnya kami, ternyata suami belum memasukkan uang. Dia hanya menuliskan nama di amplop tersebut. Dengan paniknya kami hubungi mertua karena tempat hajatan di dekat rumah mertua, dan kami sudah terlanjur pulang ke rumah. Akhirnya ibu mertua datang kembali ke tempat acara untuk memberikan amplop susulan dan menjelaskan apa yang terjadi. Hmm....
Meski demikian, buat kalian yang belum menikah jangan takut, ya. Insyaallah selama tujuan pernikahan sama, yaitu menuju rido Allah dan mengikuti sunnah Rasulullah saw, segala macam perbedaan akan indah dilalui bersama. Bukanlah sebuah lagu yang merdu terdiri dari nada-nada yang berbeda?
Artikel Terkait
KUR BRI 2023 Sudah Dibuka, Simak Syarat dan Ketentuannya!
Larangan bisnis thrifting bikin pusing
Para Pengeroyok Santri hingga Meninggal Kini Mendekam di Rutan Bangkalan
TikTok Shop bikin ketar-ketir e-commerce lain
Self Talk Terbaik
Catatan untuk Penulis Pemula
Siapkan hal berikut sebelum datang bulan Ramadan
Kearifan Pesantren: Etika Murid Kepada Guru
Dugaan Kejahatan Korporasi BUMD Pamekasan, Ratusan Mahasiswa Penuhi Kantor Bupati