NULES.CO - Pada era digital ini, menulis kisah pribadi di sebuah buku diary sudah tidak banyak dilakukan orang. Generasi milenial nyaris tidak mengenal kebiasaan ini, kecuali jika pernah dijelaskan oleh orang tua atau kakak-kakaknya. Itupun jika orang tua atau kakak-kakaknya termasuk generasi jaman old yang literate.
Menulis catatan harian sebenarnya simpel saja, tidak membutuhkan banyak perlengkapan maupun biaya yang besar layaknya kuota internet. Tentunya yang utama adalah sebuah buku agenda, atau bisa juga dengan memakai buku tulis ataupun notebook sederhana. Itu sudah yang paling minimalis. Tapi lebih baik adalah sebuah buku agenda, karena bisa disimpan lebih lama, tampilannya elegan dan tidak ada risiko terbuang.
Baca Juga: Self Talk Terbaik
Berbeda dengan buku tulis tipis atau notebook bekas seminar, bisa-bisa ikut ditimbang saat pembeli barang bekas berburu kertas loakan.
Sebuah buku agenda dapat dibeli dengan harga dua puluh ribuan saja. Nominal yang sangat murah jika dibandingkan pulsa, bukan?
Setelah buku agenda tersedia, tentunya kalian butuh alat tulis. Utamanya adalah sebuah bolpen, tapi bagi kalian yang mempunyai jiwa seni tinggi bisa juga memakai stabillo, bolpen warna warni, dan sebagainya. Tapi, sudahlah. Itu teknis saja, bukan kegiatan yang paling utama. Selanjutnya yang merupakan kegiatan inti adalah menulis.
Apa yang ditulis? Paling mudah adalah kejadian yang dialami di hari itu. Cari momen yang paling berkesan, lalu tulis! Lembar pertama dan kedua, mungkin hanya berupa cerita yang datar saja. Itu biasa, that’s just normal! Lanjutkan, terus menulis dan menulis lagi.
Awalnya mungkin kalian hanya akan berputar pada diri sendiri, tentang hal pribadi saja. Sekali lagi, that’s just normal! Lakukan kebiasaan ini dengan istiqomah, walaupun hanya 1 halaman. Kalian biasa menulis beberapa kata untuk jadi status di WA atau media sosial lainnya, kan?
Nah, menulis catatan harian juga semudah itu, hanya butuh ditambah hingga satu halaman penuh. Malah siapapun bisa menulisnya, tidak tergantung pada kuota, wifi, bahkan gawai itu sendiri. Para santri di pesantren pun bisa melakukannya, dengan sedikit saja meluangkan waktu di antara seabrek kegiatan.
Jika sudah istiqomah selama kurang lebih sebulan, lihatlah keajaibannya! Silakan baca dari lembar pertama, kedua, dan selanjutnya. Kalian akan merasa asyik dengan tulisan kalian sendiri. Apakah berhenti sampai di situ? Tentu tidak! Kalian mulai harus bisa mengembangkannya. Caranya? Tunggu saja tulisan lanjutan di media ini sambil banyak berdoa, hehe…!
Baca Juga: Catatan Bagi Kamu yang Memendam Perasaan
Sebab begini, ya. Tulisan pemula di catatan hariannya, kebanyakan masih “self-centered”, alias berpusat pada diri sendiri. Kalau kalian bukan siapa-siapa, tulisan yang “self-centered” ini tidak begitu menarik dibaca khalayak. Tapi jangan remehkan tulisan apapun yang sudah kalian buat, biarpun masih self-centered. Simpan baik-baik, dokumentasikan. Karena begitu kalian jadi “orang penting,” setiap kata yang terlontar akan jadi perhatian publik.
Seorang Che Guevara mungkin tidak akan menyangka bahwa catatan perjalanannya akan menjadi sebuah buku yang fenomenal tentang revolusi. Anne Frank, remaja putri di Jerman yang menuliskan catatan hariannya selama perang, mungkin tidak mengira bahwa tulisannya menjadi sumber pembelajaran ahli sejarah tentang perang dunia kedua. Demikian juga catatan penelitian radioaktif Marie Curie. Dari dalam negeri kita kenal buku Habis Gelap Terbitlah Terang yang merupakan curahan hati Ibu Kartini, buku harian Soe Hok Gie, Abdul Wahib, dan banyak lagi tokoh yang catatan hariannya menjadi fenomenal.
So, jangan tunda lagi untuk menulis catatan harian. Mengenai bagaimana mengolah catatan tersebut agar menjadi sesuatu yang bermanfaat, layak menjadi bacaan publik, mewakili suara banyak orang, nanti kita akan bahas jika kalian sudah punya buku agenda yang berisi catatan harian selama beberapa waktu. Selamat menulis catatan harian…!
Artikel Terkait
Berikut Besaran Gaji, Tugas dan Kewajiban, Serta Syarat Mendaftar Pantarlih Pemilu 2024
Link Nonton Streaming The Last of Us Episode 3 Sub Indo ada di sini!
5 Cara Menghadapi Lingkungan Toxic
Apa Itu PPS Pemilu? Berikut 20 Tugas, Wewenang, dan Kewajiban Anggota PPS
Apa Itu KPPS Pemilu? Berikut 11 tugas, wewenang, dan kewajiban KPPS Pemilu
Inilah 15 tugas, wewenang, dan kewajiban PPK Pemilu di Indonesia
Pantarlih Pemilu 2024 Mempunyai Masa Kerja yang Cukup Singkat Dengan Gaji yang Lumayan, Apa Saja Tugasnya?